Dalam pernyataan kuat yang bergema di seluruh industri buku komik, Presiden dan Chief Creative Officer DC Comics Jim Lee mengumumkan kebijakan yang ketat dan tahan masa depan untuk menentang penggunaan Generative Artificial Intelligence (AI) dalam hasil karya kreatif perusahaan. Disampaikan selama Keynote Speech di Retailer Day pada New York Comic Con, pesan Lee menegaskan kembali komitmen DC terhadap kreativitas dan keaslian manusia, bahkan ketika ia mengakui tantangan yang mendekat dari karakter-karakter utama yang akan memasuki public domain.


Sumpah Tegas Melawan AI

Sikap Jim Lee terhadap cerita dan karya seni yang dihasilkan AI sangat jelas dan tidak berkompromi. Dia menetapkan kebijakan yang akan berlaku "selama saya masih menjabat."

"DC Comics will not support AI generated storytelling or artwork. Not now, not ever as long as I am in charge."

Terjemahan: "DC Comics tidak akan mendukung cerita atau karya seni yang dibuat oleh AI. Tidak sekarang, tidak akan pernah selama saya masih menjabat."

Lee mendasarkan keputusan ini bukan pada masalah teknis, melainkan pada filosofi tentang sifat seni. Dia berpendapat bahwa inti kesuksesan DC "berakar pada kemanusiaan kita," menghargai hubungan emosional dan tak terduga yang melekat pada karya manusia.

Dia berbicara dengan penuh semangat tentang nilai ketidaksempurnaan:

"It's the imperfect mind, the creative risk, the hand-drawn gesture that no algorithm can replicate. And when I draw, I make mistakes, a lot of them. But that's the point. The smudge, the rough line, the hesitation. That's me in the work. That's my journey. That's what makes it come alive."

Terjemahan: "Itu adalah pikiran yang tidak sempurna, risiko kreatif, isyarat yang digambar tangan yang tidak dapat ditiru oleh algoritma mana pun. Dan ketika saya menggambar, saya membuat banyak kesalahan. Tapi itulah intinya. Corengan, garis kasar, keraguan. Itulah saya dalam karya itu. Itulah perjalanan saya. Itulah yang membuatnya hidup."

Bagi Lee, AI hanyalah agregator yang

"doesn't dream. It doesn't feel. It doesn't make art."

Terjemahan: "tidak bermimpi. Ia tidak merasa. Ia tidak membuat seni."

Komitmen ini memastikan bahwa karya-karya otentik dan didorong oleh usaha dari penulis dan seniman manusia akan tetap menjadi darah kehidupan DC Universe untuk masa yang akan datang.

Public Domain adalah "Killer Bee" yang Tidak Akan Menang

Sementara tantangan AI merepresentasikan perdebatan teknologi saat ini, Lee juga membahas realitas hukum yang membayangi, yang berusia seabad: berakhirnya hak cipta dan masuknya karakter ke public domain.

Merujuk pada ulang tahun DC Comics ke-100 yang akan datang pada tahun 2035—tanggal di mana ia berniat untuk tetap berada di perusahaan—Lee mengelompokkan ketakutan karakter memasuki public domain bersama dengan kecemasan industri historis lainnya, yang ia sebut sebagai "Killer Bees" (Lebah Pembunuh). Dia membandingkannya dengan kepanikan masa lalu seperti Y2K dan hype seputar NFT, menunjukkan bahwa ketakutan seringkali melebihi kenyataan.

Lee mengakui keniscayaan situasi tersebut, mencatat:

"And yes, characters will fall into the public domain. It's already happening. We've all seen these unsettling knockoffs of Mickey Mouse. Lurking around online."

Terjemahan: "Dan ya, karakter akan jatuh ke domain publik. Itu sudah terjadi. Kita semua telah melihat tiruan Mickey Mouse yang mengganggu ini. Berkeliaran secara daring."

Ini secara implisit menegaskan bahwa DC secara aktif bersiap untuk masa depan di mana versi awal karakter utama seperti Superman, Batman, dan Wonder Woman akan menjadi tersedia secara bebas untuk digunakan oleh publik selama dekade berikutnya.

Keajaiban Ada dalam Penceritaan, Bukan Kepemilikan

Namun, Lee memberikan argumen balasan yang kuat terhadap gagasan bahwa kehilangan hak cipta berarti kehilangan karakter. Dia menegaskan bahwa nilai sejati DC Comics bukanlah pada kepemilikan legal, tetapi pada dunia rumit yang mereka bangun di sekitar para pahlawan mereka.

"The character isn't the magic. The storytelling is. The world-building is. Owning Superman isn't the same as understanding Superman."

Terjemahan: "Karakter bukanlah keajaiban. Penceritaanlah keajaibannya. Pembangunan dunialah keajaibannya. Memiliki Superman tidak sama dengan memahami Superman."

Dia menekankan bahwa mengetahui bagaimana seorang karakter

"moves, how he speaks, what he stands for"

Terjemahan: "bergerak, bagaimana dia berbicara, apa yang dia perjuangkan"

adalah yang terpenting. Meskipun siapa pun kini dapat menggunakan karakter public domain untuk menulis fiksi penggemar, Lee percaya bahwa para pahlawan tersebut

"only feel right when he’s in the DC universe. Our universe, our mythos. That's what endures."

Terjemahan: "hanya terasa benar ketika dia berada di semesta DC. Semesta kita, mitos kita. Itulah yang bertahan."

Visi optimis ini menunjukkan bahwa DC siap menghadapi tantangan hukum di masa depan dengan lebih mengandalkan apa yang mereka kuasai: menciptakan cerita yang menarik dan sangat manusiawi dalam semesta bersama yang terus berkembang dan hanya DC yang dapat mendefinisikan dan memperluasnya.


*****

Source: Bleeding Cool