Superman 2025

Sejak James Gunn mengambil alih peran sebagai co-CEO DC Studios dan mulai mengerjakan film pertamanya, Superman (sebelumnya berjudul Superman: Legacy), banyak spekulasi beredar mengenai tema dan subteks politik yang mungkin diusungnya. Salah satu teori yang paling banyak dibahas adalah apakah film superhero ini dimaksudkan sebagai alegori atau "representasi" bagi konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Namun, dalam sebuah wawancara panjang, James Gunn memberikan klarifikasi yang sangat tegas, membantah spekulasi tersebut.

Bantahan Keras Mengenai Niat Penulisan

Klarifikasi ini muncul sebagai bagian dari wawancara yang lebih luas mengenai DC Universe dan seri Peacemaker musim kedua, yang dipublikasikan oleh Variety. Ketika ditanya mengenai subteks politik dalam karyanya, Gunn secara spesifik membahas spekulasi tentang Superman.

Gunn menegaskan bahwa naskah film tersebut selesai jauh sebelum peristiwa konflik yang terjadi baru-baru ini.

“Absolut 100% dari film itu ditulis dan diselesaikan sebelum apa pun terjadi antara Israel dan Palestina, dan semua orang terus menolak untuk percaya bahwa bukan itu intinya,” kata Gunn.

Ia melanjutkan dengan lugas, “Bukan. Memang bukan itu. Anda bisa mengambil apa pun yang Anda inginkan dari itu, untuk memaknainya sesuka Anda, tetapi saya tidak menulisnya sebagai perwakilan bagi Israel dan Palestina.”

Pernyataan ini bertujuan untuk meredam interpretasi politik yang dipaksakan terhadap plot atau karakter dalam film. Bagi Gunn, meskipun penonton memiliki hak untuk menafsirkan sebuah karya seni, niat penciptaan cerita tersebut tidak didasarkan pada konflik geopolitik tersebut.

Berikut, tangkapan layar yang didapatkan dari sosial media X (Twitter):

Screenshot dari akun X Variety


Kebebasan Interpretasi, Bukan Niat Penulis

Komentar Gunn menggarisbawahi tantangan yang sering dihadapi pembuat film besar, di mana karya mereka cenderung diinterpretasikan melalui lensa peristiwa dunia saat ini, terlepas dari kapan naskah aslinya dibuat. Ia mengakui bahwa filmnya akan menawarkan ruang untuk interpretasi pribadi ("Anda bisa mengambil apa pun yang Anda inginkan dari itu"), tetapi ia menolak narasi bahwa ia secara sengaja menggunakan kisah Manusia Baja sebagai komentar langsung terhadap situasi di Timur Tengah.

Hal ini konsisten dengan pernyataan Gunn sebelumnya yang menyebut bahwa ia tidak ingin menjadi "narsistik" dengan berpikir bahwa acara TV atau filmnya berhubungan langsung dengan masalah dunia yang sedang berlangsung.

Untuk membaca wawancara lengkap dengan James Gunn mengenai Peacemaker, Lex Luthor, twist Nazi, dan pernyataan penuhnya mengenai Superman, Anda dapat mengunjungi tautan asli di Variety: Variety: James Gunn Explains Lex Luthor's 'Peacemaker' Cameo, That Big Nazi Twist and Why David Corenswet 'Was Really Upset' That Superman Won't Be on the Show.

***

Sumber: Variety & X (Twitter)