Dr. Naif al-Mutawa
Dr Naif al-Mutawa

Dunia komik dipenuhi para pahlawan fantastis, masing-masing dengan kisah asal dan kemampuan luar biasa. Namun, di antara kiasan kecelakaan radioaktif dan asal alien yang sudah biasa, satu tim pahlawan berdiri tegak dengan sumber kekuatan unik: iman. The 99 (The Ninety-Nine), ciptaan Dr. Naif Al-Mutawa, seorang dokter bedah berkebangsaan Kuwait dengan hasrat bercerita, lahir dari Teshkeel Comics, sebuah perusahaan yang fokus menciptakan komik untuk dunia Arab. Namun, kisah The 99 lebih dari sekadar jubah dan aksi heroik; ini adalah kisah representasi, pertukaran budaya, dan kekuatan pemersatu para pahlawan.

Visi Dr. Naif tidak hanya sekedar menciptakan superhero; ia ingin menawarkan representasi Muslim yang positif dalam budaya populer. Terinspirasi oleh 99 nama Allah dalam Islam, ia membayangkan sebuah tim di mana setiap anggotanya memiliki sifat ilahiah yang berbeda. Dr. Ramzi, cendekiawan yang menjadi aktivis, mencerminkan kekuatan "Al-Qawiyy" (Yang Mahakuat), sementara sekelompok anak muda yang diberdayakan oleh batu Noor yang mistis, menyalurkan esensi "Al-Basir" (Yang Maha Melihat). Musuh bebuyutan mereka, Rughal, berusaha memanfaatkan sumber kekuatan mereka untuk keuntungan pribadinya, memaksa The 99 untuk bersatu dan membela keadilan.

Perjalanan The 99, bagaimanapun, melampaui batas Teshkeel Comics. Pada tahun 2010, mereka memulai petualangan inovatif, bertemu dengan tim legendaris lainnya - Justice League dari DC Comics. Miniseri bersejarah ini, berjudul "JLA/The 99," menampilkan para pahlawan dari dunia komik yang sangat berbeda bersatu untuk melawan ancaman kosmik.

Bekerjasama dengan Superman, Manusia Baja yang ikonik, menandai momen penting dalam sejarah komik. Di sini ada Superman, karakter yang dikenal di seluruh dunia, bahu-membahu dengan tim yang keberadaannya menantang stereotip budaya. Pahlawan ciptaan Dr. Naif yang dibuat dengan teliti, yang mendapatkan kekuatan dari iman mereka, terbukti menjadi sekutu yang tangguh dalam menghadapi ancaman kosmik ini. Kekuatan luar biasa dan kepemimpinan Superman yang tak tergoyahkan terbukti sangat berharga saat para pahlawan dari latar belakang yang beragam ini menghadapi musuh yang tidak seperti yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

Namun, pentingnya kolaborasi ini melampaui sekuens aksi yang mendebarkan. Ini menunjukkan kekuatan kolaborasi lintas budaya dan kepercayaan. Ini menunjukkan bagaimana pahlawan super, terlepas dari cerita asal mereka, dapat bersatu untuk tujuan bersama. The 99, dengan kekuatan mereka yang berakar pada ajaran Islam, dan Justice League, yang mewakili puncak pahlawan komik Amerika, membuktikan bahwa nilai-nilai bersama dan keinginan untuk menegakkan keadilan dapat menjembatani perbedaan budaya. Ini bukan hanya cerita komik; itu adalah pesan kuat tentang persatuan dalam menghadapi kesulitan.

Kolaborasi Tim Superhero The 99 dan Justice League
Kolaborasi Tim Superhero The 99 dan Justice League

Dampak dari penciptaan The 99 dan kerjasama mereka selanjutnya dengan Superman tidak dapat disangkalkan. Konsep Dr. Naif tidak hanya beresonansi dengan pembaca Muslim tetapi juga menarik imajinasi penonton global. The 99 menawarkan perspektif segar tentang superhero, yang merayakan iman dan identitas budaya. Kolaborasi mereka dengan Justice League semakin memperkuat posisi mereka dalam sejarah komik, menunjukkan potensi bercerita untuk menumbuhkan pengertian dan mendobrak hambatan budaya. The 99 menjadi bukti kekuatan abadi para pahlawan, baik di halaman komik maupun di dunia nyata. Kisah mereka adalah pengingat bahwa bahkan pahlawan yang paling tidak mungkin, dipersatukan oleh nilai-nilai bersama dan keinginan untuk berbuat baik, dapat menginspirasi generasi baru untuk merangkul kekuatan mereka sendiri dan memperjuangkan apa yang benar. 

Namun, tidak seperti Superman dan Batman, tidak ada penyebutan agama secara gamblang yang terlihat di komik The 99 (The Ninety-Nine). Karakter-karakter The 99 ini tidak digambarkan pernah sholat. Tidak ada yang agama atau aliran-aliran agama islam yang secara gamblang disebutkan. Dan meskipun Batina mengenakan burqa, seperti kebanyakan wanita di Yaman, dan beberapa karakter wanita lainnya juga mengenakan jilbab, rencananya sebagian besar tidak akan mengenakan jilbab atau burqa (setengah dari karakter dari 99 nama Allah ini pada akhirnya akan digambarkan sebagai wanita).

Karakter-karakter dalam komik The-99 ini lebih tepat disebut "terinspirasi oleh Islam" daripada disebut komik yang "Islamis". "Saya tidak pernah menggunakan kata itu," kata Dr. Naif Mutawa. Tapi seperti yang dikatakan Andy Ward, produser eksekutif di Endemol yang bertanggung jawab atas animasi The-99: "Anak-anak tidak tertarik dengan itu pula. Kami menghormati motivasi Naif tetapi pada saat yang sama kami harus memastikan bahwa itu adalah sesuatu yang orang ingin tonton. Memastikan itu tidak membosankan, memastikan bakal ada banyak aksi."

***

Disadur dari: The Guardian, Wikipedia